(Tulisan ini disusun oleh Pdt. Kurnaedi, hingga tanggal 16 Juli 2025)

Sejarah ini diawali dari kisah keluarga Fox (misionaris dari Uni Konferens Australasian) yang berpindah tugas dari Singapura ke Surabaya pada akhir tahun 1905. Mereka inilah yang mengawali misi Advent di Jawa. Waktu itu Surabaya adalah kota metropolitan dengan kondisi kelembaban ekstrem, sanitasi buruk, serta wabah kolera maupun penyakit mematikan lainnya yang merajalela. Di Surabaya, Fox menawarkan bimbingan belajar privat kepada para orang muda yang ingin meningkatkan pendidikan. Keluarga Fox berharap datangnya beberapa misionaris Advent ke Surabaya. Setelah sekian saat, harapannya terwujud melalui penunjukan George dan Mattie Teasdale, serta Petra (Tunheim) Skadsheim.1

Awal November 1906 Petra Tunheim (ditugaskan oleh Uni Konferens Australasian) bersama beberapa orang berlayar dari Australia ke Surabaya, Jawa, melalui Brisbane. Dikarenakan Surabaya adalah kota yang kotor dan penuh penyakit, maka Petra dan beberapa pasangan misionaris lainnya menyewa tempat tinggal di bagian kota yang lebih baik, dan mulai mempelajari kosakata bahasa Belanda, Jawa, Melayu, dan Mandarin, serta menjual majalah dan risalah gereja dari pintu ke pintu.2

Dengan adanya berita bahwa demam malaria telah merenggut nyawa putra seorang rekan misionaris, maka Nordstrom berlayar dari Australia dengan SS Airlie pada tanggal 1 Oktober 1907, dan turun di Surabaya, Jawa Timur.Nona Sim Gee Nio, seorang dari Singapura yang baru dibaptiskan, bergabung dengan kedua wanita itu dalam upaya misi mereka.4

Petra Tunheim dan Nordstrom melanjutkan mencari tempat perlindungan yang sejuk di pegunungan. Mereka sangat membutuhkan dana, maka mereka membeli majalah The Ministry of Healing dalam jumlah besar, menjualnya di jalan-jalan dan di rumah-rumah bisnis di Surabaya, menyimpan labanya untuk membeli properti. Akhirnya, pertengahan tahun 1908, Petra Tunheim dan Anna Nordstrom menemukan tempat tinggal ideal yang disebut “Soember Wekas” (Well of Blessing) di Prigen. Mereka membelinya seharga £166 dengan visi bahwa tempat itu akan menjadi sebuah tempat berlindung dari kelembaban dan penyakit kota dan mungkin digunakan sebagai sanatorium kecil di suatu hari nanti.5

George Teasdale
Petra (Tunheim) Skadsheim

Bulan Januari 1909, George Albert Wood bergabung dengan Tunheim dan Nordstrom di “Soember Wekas.” Pada tanggal 8 Desember 1909, George Wood dan Anna Nordstrom menikah, menurut hukum Belanda, dalam sebuah upacara sipil di Kabupaten Pati, Jawa, dan dua hari kemudian dalam sebuah upacara keagamaan di dekat “Soember Wekas.”6

George dan Anna Wood, keduanya mempelajari bahasa Jawa dan Melayu. Mereka terus membagikan bacaan-bacaan serta membacakan Alkitab di rumah mereka. Anna Wood melayani orang sakit ketika dibutuhkan, terkadang berjalan kaki, bersepeda, atau menunggang kuda untuk menemui pasiennya.7

Nona Petra Tunheim menetap di Jawa, sampai tahun 1914, pada masa itu dia menjadi satu-satunya misionaris asing di Misi Jawa Barat, di mana dia menjadi direktur. Markas besarnya berada di Batavia.8

Di Tahun Baru 1912, Hindia Belanda dipindahkan dari Uni Konferens Australasian ke Divisi Asiatic. Kemudian Misi Jawa Timur secara resmi dibentuk pada dua belas bulan kemudian9, tepatnya pada tahun 191310, George Wood ditunjuk sebagai direktur dengan Anna Wood sebagai sekretaris/ bendahara.11  Dan Kantor Pusatnya berada di kota Surabaya.12

George Albert Wood & Anna Nordstrom

Dalam perkembangannya, Misi Jawa Timur mengalami beberapa pergantian ketua; A. Munson (1920 – 1923), L.O. Pattison (1924 – 1925), B. Judge (1926 – 1927), H. Zimmermann (1927 – 1935), H. Twynstra (1936 – 1937), P. Drinhaus (1937 – 1938), F. Dittmar (1938 – 1939), W.J. Kolling (1939 – 1940), F. Dittmar (1940 – 1941), K. Tilstra (1941 – 1942), R.O. Walean (1942 – 1947), M. Kountul (1948 – 1952), A. Londa (1953 – 1957), A. Waworundeng (1958 – 1960), S. Ritonga (1961–1966), J.B.Th. Umboh (1967 – 1968), D. Batubara (1969 – 1970), J.B. Talaa (1971 – 1974), J.K. Senduk (1975 – 1978), Alex Hendriks (1979 – 1980), Arnold J. Dompas (1981 – 1984), Tamba Tambunan (1985 – 1986), Alex Hendriks (1987 – 1988), Daulat V. Hutauruk (1989 – 1990),

Pdt. Hizkia Israel Missah (1991 - 1995)

Pada era inilah, di tanggal 14 – 15 November 1993, Misi Jawa Timur disahkan menjadi Konferens Jawa Kawasan Timur. Wilayahnya meliputi Propinsi Nusa Tenggara Barat, Propinsi Bali, Propinsi Jawa Timur, serta beberapa Kabupaten maupun Kota di Propinsi Jawa Tengah (Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Sragen, Karanganyar, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Kudus).

Pdt. Andreas Suranto (1996 - 1999)

Kemudian, tahun 1996 – 1999, Pdt. Andreas Suranto terpilih sebagai Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur, menggantikan Pdt. H.I. Missah yang beralih tugas ke Divisi. Pada era inilah Bumi Perkemahan Advent Sumberwekas dikelola sangat baik, dengan ditambahnya beberapa fasilitas, yang kemudian diresmikan menjadi Bumi Perkemahan Advent ”Mahanaim” Sumberwekas.

Pdt. Jonathan W.S. Wagiran (2000 - 2005)

Selanjutnya pada tahun 2000 – 2005 Pdt. Jonathan WS. Wagiran terpilih menjadi Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur. Dan Selaras dengan perkembangan penginjilan maka pada tahun 2003 diorganisirlah daerah Misi Jawa Kawasan Tengah13 sehingga beberapa Kabupaten serta Kota yang berada di Propinsi Jawa Tengah bukan lagi termasuk wilayah Konferens Jawa Kawasan Timur, melainkan menjadi wilayah daerah Misi Jawa Kawasan Tengah, yang wilayahnya mencakup Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta.

Pdt. Albert Saroinsong (2006 - 2011)

Pada tahun 2006 – 2011 Pdt. Albert Saroinsong terpilih menjadi Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur, dan di era inilah diawali pemugaran Kantor Pusat Konferens Jawa Kawasan Timur, dikarenakan kondisi bangunan yang sudah kurang memadai.

Pdt. Hengky Wijaya (2012 - 2015)

Selanjutnya, tahun 2012, Pdt. Hengki Wijaya terpilih menjadi Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur. Beliau melanjutkan pemugaran kantor yang saat itu sudah memulai pembangunan. Pada hari Minggu, yaitu pada tanggal 23 Juni 2013, dengan rahmad Allah Yang Maha Kuasa, Gedung Kantor Pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Konferens Jawa Kawasan Timur diresmikan oleh Moch. Machmud, S.Sos (Ketua DPRD Kota Surabaya), Ir. Tri Rismaharini, M.T (Walikota Surabaya), Pdt. DR. JS. Peranginangin (Ketua GMAHK UIKB), Pdt. Alberto Gulfan Jr., MPH (Ketua GMAHK Divisi Asia Pasifik Selatan). Acara peresmian itu dihadiri oleh para donatur, pendeta-pendeta, serta banyak anggota jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dari berbagai tempat.

Pdt. Jonathan W.S. Wagiran (2016 - 2019)

Setelah beberapa tahun melayani sebagai Direktur Utama Adventist World Radio Region Asia Pasifik, Pdt. Jonathan WS. Wagiran, pada tahun 2016, kembali terpilih menjadi Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur hingga pensiun di tahun 2019.

Pdt. Leonard Mamentu (2020 - 2021)

Pdt. Leonard Mamentu melanjutkan sebagai Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur dari tahun 2020 hingga tahun 2021.

Pdt. Kristiyono Sarjono (2022 - 2025)

Pada tahun 2022 hingga saat tulisan ini dibuat (tahun 2025) Pdt. Kristiyono Sarjono terpilih menjadi Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur

  1. ESDA “Australasian Union Conference Involvement in Southeast Asia Before 1912”, https://encyclopedia.adventist.org/article?id=57SQ, diakses pada tanggal 10 Juni 2025
  2. [Petra] Skadsheim, “More News from Java,’ Union Conference Record, May 27, 1907, 5-6
  3. ESDA “Wood, Anna Amelia Sandell (Nordstrom) (1875–1942) and George Albert (1867–1944)”, https://encyclopedia.adventist.org/article?id=AF65, diakses pada tanggal 10 Juni 2025
  4. ESDA, “Australasian…”, loc.cit.
  5. Ibid.
  6. ESDA “Wood…”, loc.cit
  7. Ibid.
  8. The university of Chicago Libraries, An Outline of Mission Fields, ed. 4 (Takoma Park, Washington, D C.: Mission Board of Seventh-Day Adventists, 1920), 141.
  9. ESDA “Wood…”, loc.cit.
  10. Astr, “East Java Conference”, https://www.adventistyearbook.org. diakses pada tanggal 22 Maret 2025
  11. ESDA “Wood…”, loc.cit.
  12. The university of Chicago Libraries, loc.cit.